Ternyata Begini Rasanya Rapid Test

Ceritanya beberapa waktu lalu, aku dapat kabar bahwa aku lolos menjadi salah satu peserta untuk mengikuti serangkaian acara di luar kota. Di mana acara tersebut mengharuskan aku buat rapid test. Maklumlah namanya juga lagi pandemi kayak gini. Aku ikut saja, toh nanti duitnya juga bakalan diganti sama pihak panitia.

FYI, Rapid Test adalah metode pemeriksaan medis untuk mengetahui adanya Covid-19 pada tubuh seseorang. Kelebihan dari metode ini adalah selain dapat mengetahui hasil tesnya secara cepat (30-60 menit), alatnya yang terjangkau, dan juga tingkat akurasinya tinggi dalam hal diagnosis Covid-19 yaitu 90 persen.


Jadi Siang itu, senin, 2 November 2020 sekitar pukul 2 lebih 30 menit meluncurlah aku ke Kimia Farma Laboratorium Klinik yang terletak di Jalan A. Yani no. 109, Kedungsari, Kota Magelang atau tepatnya di samping stasiun radio Polaris FM untuk menjalani rapid test. Awalnya aku sama sekali gak tahu prosesnya nanti bakalan seperti apa karena memang belum pernah dan ini baru pertama kalinya.

Setelah memarkirkan kendaraan dengan rapi, aku pun bergegas masuk ke dalam klinik. Begitu sampai di dalam aku langsung disambut dengan ramah oleh petugas yang berada di bagian pendaftaran lalu dipersilakan untuk duduk. Setelah membenarkan posisi duduk senyaman mungkin, aku pun langsung bilang kalau mau daftar rapid test. Sebelum datang ke klinik aku juga sebelumnya sudah bertanya-tanya sedikit melalui jaringan pribadi WhatsApp. Jadi gak perlu banyak tanya lagi pas di sana.

Karena siang itu suasana di dalam cukup banyak orang, setelah menyerahkan kartu identitas diri, aku pun bertanya kepada petugasnya apakah nanti mengantre dulu atau tidak. Kalau ya berapa lama aku harus mengantre, soalnya aku butuh hasil tesnya sebelum pukul 4 sore. Ternyata cuma aku sendirian yang siang itu menjalani rapid test. Jadi aman terkendali.

Setelah mengisi formulir data diri dan kuisioner serta biaya pendaftaran sebesar 150 ribu rupiah kepada petugasnya, aku pun diberi kertas kwitansi dan disuruh menunggu. Kwitansi ini nanti dipakai buat mengambil hasil rapid test-nya kalau sudah keluar. Beberapa saat kemudian namaku pun dipanggil dan diminta masuk ke ruang pemeriksaan.

Begitu masuk langsung deg-degan rasanya, apalagi ketika duduk, serasa duduk di kursi panas saja. Ditambah lagi ditanya-tanya sama dokternya. Tambah grogi. Untungnya semua berjalan lancar dan gak salah jawab. Setelah menyiapkan segala peralatannya, bu dokter pun bertanya, "Ngambil sampelnya lewat lengan ya, pak?"

"Lewat jari aja, mbak," jawabku singkat.

Petugasnya pun menunjukkan kalau alat-alat yang dipakai semuanya masih baru dan tentunya dalam keadaan steril. Aku pun mengulurkan tangan.  Dengan mantap bu dokter pun memegang jari manisku. Bukan. Bukan mau dimasukin cincin, tapi mau ditusuk jarum! Oke skip! Jantung pun makin berdegup kencang saja. Apalagi ketika petugasnya bilang, "Nanti agak sakit sedikit ya, pak"

Aku memandang ke arah bu dokter yang wajahnya tertutup masker dan face shield itu seraya mengangguk. Tak lama kemudian jarum pun sukses menusuk ujung jari manisku. Dengan sedikit ditekan menggunakan jari, bu dokter pun berusaha mengeluarkan darahku kemudian sedikit demi sedikit diambil dengan semacam sedotan kecil air mineral dan ditaruh ke sebuah alat yang entah apa itu namanya. Setelah selesai mengambil sampel darah, ujung jariku pun dilap menggunakan tisu yang sudah dibasahi oleh alkohol untuk menghentikan darah yang keluar. Akhirnya proses pengambilan sampel itu pun selesai juga. Fiyuh. Rasanya lega banget pokoknya.

Ternyata prosesnya sama kayak tes golongan darah gitu. Prosesnya juga cepet banget. Sakit sih gak ya, cuma kaget saja pas sewaktu jari ditusuk dengan jarum. Sebagai orang yang sudah terbiasa disakiti, masak cuma ditusuk jarum saja sakit sih. Huh, gak level. Hehehe.

"Nanti hasilnya kalau bisa jangan lebih dari jam 4 ya, mbak," kataku sebelum keluar dari ruang pemeriksaan,

"Ini setengah 3 ya. Berarti nanti bisa diambil sebelum jam 4."

Benar saja, satu jam kemudian aku pun balik lagi ke klinik untuk mengambil hasil rapid test tadi. Setelah menyerahkan kwitansi kepada petugasnya, aku pun dikasih amplop orange yang di dalamnya berisi hasil dari rapid test tadi. Setelah itu aku keluar dan gak lupa mengucapkan terimakasih. Amplop itupun aku buka. Dan alhamdulillah hasilnya non reaktif.

Itulah pengalamanku menjalani rapid test beberapa hari yang lalu. Walaupun akhirnya aku gak jadi pergi keluar kota, tapi setidaknya sudah pernah merasakan sendiri dan mengetahui seperti apa prosesnya secara langsung dan gimana sih rasanya rapid test itu. Jadi gak kaget lagi kalau suatu saat nanti diminta buat rapid test lagi.

Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi sedikit gambaran kalau barangkali suatu saat teman-teman mau rapid testtest juga

Ternyata Begini Rasanya Rapid Test Ternyata Begini Rasanya Rapid Test Reviewed by Achmad Muttohar on 11/07/2020 03:55:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.