Apa yang muncul di benak kamu ketika mendengar nama Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK)? Mungkin banyak yang belum tahu apa itu BPK, termasuk saya sendiri. Ya, meskipun sering mendengarnya sewaktu menonton berita di televisi.
Oleh karena itulah melalui roadshow yang bertajuk Festival Film Kawal Harta Negara, BPK mencoba untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang apa sih BPK itu?
Oleh karena itulah melalui roadshow yang bertajuk Festival Film Kawal Harta Negara, BPK mencoba untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang apa sih BPK itu?
Magelang merupakan kota yang disinggahi pertama setelah
peluncuran Festival Film
Kawal Harta Negara ini di Jakarta. Kenapa Magelang sampai mendapat perhatian
dan menjadi kota pertama roadshow
tersebut? Tak lain dan tak bukan, karena Kota Magelang adalah kota yang sangat bersejarah bagi BPK. Di Kota
Magelang inilah BPK pertama kali lahir.
Bertempat di Museum BPK RI, yang merupakan kantor pertama
BPK, Festival Film Kawal Harta Negara pagi itu, Kamis, 23 Maret 2017 berlangsung. Festival yang baru pertama kali diadakan ini terselenggara atas kejasama BPK RI dan USAID.
Acara tersebut dihadiri oleh wakil BPK, Bapak Sapto Amal
Damandari, Sekjen BPK, Bapak Hendar
Ristriawan, pejabat di lingkungan BPK, dan perwakilan dari USAID. Peserta festival
sendiri terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat umum, pelajar,
mahasiswa, dan lintas komunitas di Magelang.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI
Jadi, BPK itu merupakan lembaga negara yang bebas dan
mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara.
Tugas dari BPK sendiri adalah memeriksa semua asal-usul dan besarnya penerimaan
negara dari manapun sumbernya. BPK harus mengetahui tempat uang negara disimpan,
dan untuk apa uang tersebut dipergunakan. Serta memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, BUMN, Badan Layanan Umum, dan BUMD.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap keuangan negara,
selanjutnya hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPR, DPRD, dan DPD. Juga melaporkan
kepada penegak hukum apabila menemukan unsur pidana. Kalau kita penasaran
dengan hasil kerja BPK, dan ingin mengetahui harta kekayaan negara, kita bisa
kok mengintipnya melalui website BPK www.bpk.go.id.
Kompetisi Film Kawal
Harta Negara
Oya, setelah dari Kota Magelang, roadshow berikutnya bakal menyambangi Ternate, Medan, dan Malang.
Selama roadshow juga diadakan
kompetisi dengan tema “Kawal Harta Negara” dalam beberapa kategori, yaitu film
pendek dokumenter, dan fiksi, iklan layanan masyarakat, dan video citizen journalism. Batas pengiriman
karya ditunggu hingga 7 Juli 2017. Untuk info lebih lanjut kamu bisa langsung
menuju website BPK atau bisa follow
sosial medianya.
Melaui festival ini, BPK berharap supaya masyarakat dapat berpartisipasi, terutama pelajar dan mahasiswa, komunitas kreatif, serta filmmaker. Harapannya, agar masyarakat paham tentang fungsi dan peran BPK melalui film.
Melaui festival ini, BPK berharap supaya masyarakat dapat berpartisipasi, terutama pelajar dan mahasiswa, komunitas kreatif, serta filmmaker. Harapannya, agar masyarakat paham tentang fungsi dan peran BPK melalui film.
Selain kompetisi membuat video, ada juga program Pitching Forum, dimana kamu bisa mengirim
ide cerita dengan tema “Mengawal Harta Negara”. Sebagai apresiasi, bila terpilih
nanti, kamu bakal berkesempatan mendapatkan dana produksi senilai Rp 10 juta.
Buakn cuma itu, kamu juga akan dibekali workshop
film, dan choaching dari filmmaker professional.
Talkshow Bersama Lola
Amaria
Talkshow Bersama Lola Amaria |
Pagi itu juga ada talkshow bersama sineas muda, Lola Amaria
yang berbagi ilmu serta pengalamannya selama malang melintang di dunia perfilman
tanah air. Menurut sutrada Minggu Pagi di Victoria Park itu, ide bisa kita
temukan mulai dari lingkungan sekitar kita, asalkan kita peka dan respon
terhadap peristiwa di sekitar kita. Selain itu, ide bisa kita dapatkan dari
pengalaman, berita, buku, dan curhatan teman. Jadi dengarkan saja setiap
curhatan teman kita.
Ingat juga, membuat film itu juga nggak gampang dan nggak instant, ada proses panjang dibaliknya.
Namun Mbak Lola selalu mencintai proses, karena proses itu adalah ilmu.
Pada kesempatan itu pula sempat diputarkan film dokumenternya
berjudul “Pelem Ukulele” yang bercerita tentang pengrajin alat musik Ukulele di
Jogja.
Workshop Citizen Journalism
Workshop Citizen Journalism |
Setelah Ishoma, acara selanjutnya adalah workshop oleh Dewi Layla Sari yang
merupakan News Executive Producer NET
TV. Di sesi ini, kami belajar banyak tentang seluk beluk Citizen Journalism. Citizen Jurnalism atau jurnalisme warga
merupakan kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh masyarakat. Sama seperti
wartawan pada umumnya, mereka mengumpulkan informasi, menulis berita, mengedit,
dan menyiarkannya atau mengirimkannya ke media massa seperti koran, media
online maupun stasiun televisi. Namun, sebelumnya harus melewati proses
terlebih dahulu, layak atau tidakkah untuk dipublikasikan.
Jadi, intinya semua orang dari berbagai kalangan dan profesi
bisa menjadi Citizen Journalism.
Seperti yang dikatakan Mbak Lola Amaria tadi, tinggal kita bisa menangkap atau
peka dengan lingkungan sekitar kita atau tidak. Rekam segala sesuatu yang ada
di lingkungan kita menggunakan smartphone
yang kita miliki, seperti peristiwa penting atau informasi yang menarik. Apa
yang kita lihat, dengar dan rasakan.
Siapa tahu dengan menjadi Citizen Journalism kita bisa menjadi agen perubahan bagi lingkungan
sekitar kita. Tak jarang beberapa video yang dikirim oleh Citizen Journalism mendapat respon positif dari netizen, bahkan dari pemerintah. Seperti
contohnya video tentang “manusia kayu” yang membuat netizen tergerak hatinya untuk menggalang dana guna membantu pengobatannya.
Atau video tentang saluran air di Boyolali yang dijadikan jembatan
penyeberangan oleh warga. Dan beberapa waktu kemudian, pemerintah pun
memutuskan untuk membangun jembatan bagi warga.
Bagaimana, tertarik jadi Citizen
Journalism? Eit, jangan buru-buru. Kita juga kudu mengetahui dulu unsur penyampaian
berita, yaitu 5W1H (what, when, where,
why, who, how). Informasi yang hendak kita sampaikan juga harus berdasarkan
fakta, bukan berita bohong alias hoax.
Kehadiran Citizen
Journalism juga menjadi jaringan dan sumber informasi yang luas. Ketika
wartawan tidak dapat mejangkau berita karena keterbatasan wilayahnya, Citizen Journalism bisa menjadi
penyampai informasi kepada masyarakat secara luas.
Tour Museum BPK RI
Tour Museum BPK RI |
Sesi workshop tentang
Citizen Journalism pun menjadi
penutup serangkaian acara Festival Film Kawal Harta negara sore itu. Namun
sebelumnya para peserta dibagi menjadi beberapa rombongan dan diajak tour Museum BPK RI. Di Museum BPK RI
ini, kalian bisa belajar dan mengetahui lebih lanjut tentang sejarah BPK RI.
Museum BPK RI dibuka untuk umum. Buat kamu yang berada di
Magelang, kamu bisa langsung menuju ke Jl. Diponegoro, No. 3, Kota Magelang
setiap akhir pekan mulai pukul 08.00 WIB. Tenang, untuk masuk ke museum ini
tidak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis. Sudah gitu free wi-fi lagi. Kamu pasti jadi makin betah deh berlama-lama di
sana. J
Roadshow Festival Film Kawal Harta Negara di Museum BPK RI
Reviewed by Achmad Muttohar
on
3/26/2017 11:07:00 PM
Rating:
acaranya seru ya, kupas tuntas mulai dari film, jusrnalisme, dan BPK pastinya.. kalo ke Magelang saya sepertinya bakal mampir ke museum BPK deh, soalnya pengen tau banyak.. dibandingin dengan googling, dateng ke museum kayaknya lebih asik untuk cari tau lebih banyak tentang BPK..
BalasHapusIya, kak. Jadi peket komplit. Hehe. Harus dong. Jadi tujuan wisata edukatif.
Hapus