Menelusuri Jejak Kejayaan Maritim Nusantara di Museum Samudra Raksa

Kapal Samudraraksa

Sebagai salah satu negara terbesar di dunia dan memiliki belasan ribu pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, Indonesia mempunyai luas lautan yang mencapai separuh total wilayahnya, tak ayal jika Indonesia disebut juga sebagai negara Maritim.

Nah, ternyata pada masa lampau Nusantara pernah berada pada masa puncak kejayaan Maritim lho. Bahkan menurut catatan sejarah nenek moyang bangsa Indonesia pernah berlayar melintasi samudra menempuh hampir separuh lingkar dunia untuk melakukan perdagangan. Teman-teman bisa menelusuri jejak kejayaan kemaritiman Nusantara ini di Museum Samudra Raksa yang terletak di komplek Taman Wisata Candi Borobudur.

Sudah tahu dong Candi Borobudur itu letaknya di mana? Awas ya kalau ada yang menjawab Jogja. Karena Candi Borobudur itu di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Teman-teman gak perlu khawatir kalau mau jalan-jalan ke Taman Wisata Candi Borobudur, karena sudah menerapkan protokol kesehatan dan telah mengantongi sertifikat Cleanless, Health, Safety, Environment Suistainability (CHSE). Jadi aman deh pokoknya. Tinggal kita saja yang harus patuh sama protokol kesehatan.

Ada apa saja sih di dalam Museum Kapal Samudra Raksa?

Kapal Samudra Raksa

Kapal Samudra Raksa

Kapal Samudra Raksa ini merupakan kapal yang dibuat berdasarkan salah satu relief pada Candi Borobudur. Kapal ini digagas oleh Philip Beale, seorang mantan prajurit angkatan laut Kerajaan Inggris saat mengunjungi Candi Borobudur pada 1982. Baru deh pada tahun 2002 bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dibentuklah tim untuk membuat kapal ini. Dalam pembuatannya dibantu oleh seorang arkeolog asal Australia bernama Nick Burningham. Pembuatan kapal ini dikerjakan oleh As'ad Abdullah, seorang pembuat kapal tradisional berpengalaman yang berasal dari Pulau Kangean, Jawa Timur.

Profil Kapal Samudra Raksa

Pembuatan kapal ini sendiri memakan waktu kurang lebih selama 6 bulan lamanya. Setelah jadi, kapal pun diuji coba. Dan pada 2006 lalu Kapal Samudra Raksa ini sukses mengarungi samudra dari Ancol, Jakarta hingga ke Ghana di Afrika sana dalam napak tilas perjalanan rute perdagangan kayu manis pada masa abad ke-8.

Pasti teman-teman sudah pada tahu dong kalau negara kita kaya banget akan rempah-rempah yang membuat bangsa Eropa tergiur untuk datang kemari?

Oh ya, nama kapal Samudra Raksa yang berarti "Penjaga Lautan" ini sendiri diberikan oleh Megawati Soekarnoputri pada waktu beliau masih menjabat sebagai presiden.

Perjalanan ekspedisi kayu manis yang dinahkodai oleh I Gusti Ngurah Sedana dan 27 awak kapal dari berbagai negara secara bergantian ini berhasil melintasi Samudra Hindia selama 6 bulan. Kapal Samudra Raksa ini kemudian dipotong-potong dan dikirim kembali ke Indonesia dengan kapal kargo. Lalu dirangkai kembali dan disimpan di museum untuk kepentingan wisata dan edukasi. Sekarang teman-teman bisa melihat kapal ini di dalam Museum Kapal Samudra Raksa.

Barang-barang Bersejarah dan Dokumentasi Ekspedisi Kayu Manis

Di dalam Museum Kapal Samudra Raksa ini kalian juga bisa melihat berbagai koleksi benda-benda bersejarah terkait kemaritiman Nusantara di ruangan memorabilia. Selain itu melalui layar monitor kalian bisa menyaksikan dokumentasi perjalan rute kayu manis yang dilakukan oleh Kapal Samudra Raksa ini.

Koleksi Museum Samudraraksa

Koleksi Museum Samudraraksa

Koleksi Museum Samudraraksa

Sinema Interaktif Petualangan Raka

Sinema interaktif Petualangan Raka

Museum Kapal Samudra Raksa ini juga dilengkapi dengan wahana baru yaitu Sinema Interaktif Petualangan Raka: Samudra Raksa yang diluncurkan pada 2018 lalu. Melalui layar LED sepanjang 115 meter yang didukung dengan teknologi digital 3D ini kalian bisa menyaksikan Sinema Interaktif yang mengisahkan tentang Petualangan Raka, seorang anak laki-laki menembus batas ruang dan waktu menelusuri kembali jejak kejayaan Maritim Nusantara. Para pengunjung juga bisa berinteraksi dengan menggerakkan tangan. Nantinya bakal ada lumba-lumba, hasil bumi, dan rasi bintang yang bakal mengikuti setiap pergerakan tangan kita. Selain itu pada lantainya juga terdapat layar LED yang menampilkan lautan beserta ikan-ikan dari kecil hingga besar yang bisa bergerak apabila kita dekati.

Tempat wisata edukasi Samudra Raksa ini cocok banget buat anak-anak. Apalagi Sinema Interaktifnya yang pasti bikin anak-anak betah di sana. Selain bisa bermain-main, kita juga bisa mengenalkan sejarah kemaritiman bangsa Indonesia pada adik-adik kita dengan cara yang asik dan menyenangkan.

Jam Buka dan HTM Museum Kapal Samudra Raksa

HTM Samudraraksa

Buat teman-teman yang ingin ke sana, kalian bisa mengunjungi Museum Kapal Samudra Raksa ini setiap hari mulai pukul 08.00 WIB -16.00 WIB. Untuk masuk ke Museum Kapal Samudra Raksa ini, teman-teman bisa membeli tiket di tiket box dekat pintu masuk museum seharga Rp25.000. Atau bisa membeli tiket terusan Candi Borobudur-Samudra Raksa sebesar Rp65.000/orang (umum/dewasa) dan Rp42.500/orang (pelajar/anak-anak).
Menelusuri Jejak Kejayaan Maritim Nusantara di Museum Samudra Raksa Menelusuri Jejak Kejayaan Maritim Nusantara di Museum Samudra Raksa Reviewed by Achmad Muttohar on 6/15/2021 10:02:00 AM Rating: 5

18 komentar:

  1. Wah aku baru tahu lho soal museum kapal samudera raksasa, kalo ke jogya terus mampir ke borobudur wajib nih kesini, anak-anak pasti suka. mengenalkan nenek moyang kita juga yang sebagai seorang pelaut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, kak. Wahana Interaktifnya pasti bikin anak-anak betah berlari-larian mengejar ikan-ikan yang berenang kesana kemari. Hehe.

      Hapus
  2. sepi itu kayaknya ya kak. pengen ke sana, tapi lagi pandemi. mudik ke Semarang aja belum sempat. udah 2 tahun nggak mudik. hiks. *eh jadi curhat

    seru nih ada sinema interaktif. terimakasih rekomendasinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kak. Pas saya ke sana gak terlalu banyak pengunjung. Tapi tetep ada sih wisatawan yang sedang berkunjung ke sana.

      Siap, kak. Sama-sama.

      Hapus
  3. Beberapa kali ke Borobudur baru kali ini tau ada museum Samudera Raksa Kak. Wah, tau begitu sekalian mampir ya. Apalagi buat edukasi anak-anak pasti senang mampir kesini. Terutama menjajal sinema interaktifnya. Kapan-kapan mampir ah. Makasih infonya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ke Borobudur jangan lupa mampir ke sini, kak. Apalagi ngajak anak-anak pasti seneng dan betah.

      Hapus
  4. ya allah aku ke borobudur juga belum pernah huhu, klo pas bisa jalan-jalan ke borobudur mau juga lah mampir ke museum ini, klo di jakarta aku mainnya ke museum bahari yang di kota tua nih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pas ke Jogja atau Magelang jangan lupa mampir ke Borobudur, kak.

      Iya, saya juga pernah denger museum Bahari tapi lupa. Hehe. Jadi inget kan sekarang.

      Hapus
  5. keren bgt museumnya mba. Saya pikir untuk mengurangi kebosanan berkunjung ke museum harus ada suatu yang menarik. saya suka dengan sinema interaktif ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf. Saya cowok, kak. Hehe.
      Betul banget dong, kak.

      Hapus
  6. Waahh baru tahu adaada museum ini. Padahal ydah 2 kali ke borobudur tapi dulu hehhehe.
    Trrimakasih mas sudah mengulas sejarah ini mantap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti besok yang ketiga kali bisa langsung kesini. Hehehe.

      Hapus
  7. Yaampun aku baru tau tempat ini padahal udah sering liburan ke sana 🥺 akan jadi wishlist liburan nih setelah pandemi, biar anak bisa belajar sejarah juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga belum lama tahu kalau ada museum ini di dalam komplek Candi Borobudur, kak. 😊

      Wajib dong, kak. Pasti anak-anak pada seneng dan betah banget.

      Hapus
  8. wah waktu duluuuu banget ke borobodur belum ada museum ini. Kalau ke borobudur lagi harus mampir nih ke museum ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kak. Aku dulu pas ke Borobudur juga belum ada. Eh, emang belum ada atau baru tahunya sekarang yak. Hehe.

      Hapus
  9. Tiket terusan nya ga terlalu mahal ya. Jadi ada alternatif buat anak-anak karena ada cinema nya segala di museum samudra raksa. Konsep yang menarik sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Sepadanlah kalau menurut aku. Puas berkeliling area Candi Borobudur yang luas buanget itu bisa sekalian ngadem deh di dalam. Hehe.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.