Mengikuti One Day Tour Dalam Rangka Festival Tidar 2016

Beberapa waktu lalu saya beruntung sekali bisa mengikuti One Day Tour dalam rangka Festival Tidar 2016 di Kota Magelang, atas undangan dari Dinas Pemuda, olahraga, kebudayaan, dan pariwisata (Disporabudpar) Kota Magelang. Sebetulnya Mas Sumbodo Malik dan Agus Mulyadi yang mendapat undangan ini, namun karena mereka berhalangan (maklumlah orang sibuk, hehe) jadilah saya dan Arif Wahyu yang mewakilkan. Ini merupakan kali ke dua Kota Magelang menggelar event Festival Tidar yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal 9-11 Desember 2016.


Festival Tidar

Festival Tidar sendiri terinspirasi dari Gunung Tidar yang merupakan gunung setinggi 503 mdpl yang terletak di tengah Kota Magelang. Sejauh ini Gunung Tidar selalu ramai dikunjungi oleh para pengunjung, baik hanya sekadar mendaki atau berziarah ke makam Syaikh Subakir, seorang ulama asal Turki yang menaklukan Gunung Tidar. Selain makam Syaikh Subakir di atas juga terdapat makam Kyai Sepanjang (senjata Syaikh Subakir) dan ki Semar yang konon merupakan jin sakti penunggu Gunung Tidar yang berhasil ditaklukan oleh Syaikh Subakir, serta sebuah tugu putih dengan simbol aksara Jawa Sa (baca:so) di ketiga sisinya yang bermakna Sapa Salah Saleh (Siapa salah ketahuan salahnya) yang dipercaya sebagai pakunya tanah Jawa. Para pengunjung tidak dipungut biaya, tetapi bisa memberikan uang seikhlasnya.


Jum’at (9/12) lalu seusai rampung kegiatan, saya pun langsung otw ke Hotel Safira yang beralamat di Jl. Gatot Subroto Kota Magelang. Sampai di tkp saya langsung mengisi presensi dan cek in. Sembari menunggu kedatangan peserta yang lain, saya memutuskan untuk mengisi perut dan lanjut sholat jum’at. Pukul 14.00 para peserta yang terdiri dari bloger, fotografer, wartawan dan travel agen dari berbagai daerah pun diajak menuju Gunung Tidar untuk menyaksikan ritual Ruwat Bumi Gunung Tidar. Kami dibawa menggunakan mini bus. Selama perjalanan kami dipandu oleh mbak dan mas Duta Wisata Kota Magelang.



Sampai juga kami di lokasi. Suasananya begitu ramai dipadati oleh warga yang ingin menyaksikan ritual mau pun oleh peserta Ruwat Bumi yang mengenakan pakaian tradisional. Peserta merupakan perwakilan dari 7 kelurahan di Kota Magelang. Masing-masing mereka membawa tampah berisi nasi tumpeng dan lauk pauk. Setelah semua bersiap tak lama kemudian tumpeng pun diarak menaiki tangga menuju puncak Gunung Tidar diiringi oleh musik angklung.

Anak tangga demi anak tangga pun kami tapaki sampai puncak. Cuma jalan kaki saja sudah capeknya bukan main, gimana dengan mereka yang sambil membawa tumpeng ‘segede gunung’ itu ya. Salut deh sama mereka. Setelah sampai di atas, tumpeng tadi pun ditaruh dan para peserta duduk tenang beralaskan terpal dan berpayung tenda. Acara dibuka dengan pertunjukan tari yang dilakukan oleh 5 penari putri. Tarian itu bernama Tari Caraka Walik yang bertujuan untuk menghilangkan sukerta atau keburukan sehingga diharapkan Kota Magelang ayem tentrem gemah ripah loh jinawi.




Acara dilanjutkan dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh bapak kaum dan makan bersama atau Kempul Bujono. Nasi tumpeng, ingkung dan lauk pauk yang dibawa tadi pun dimakan bersama-sama oleh setiap peserta. Saya pun tak mau ketinggalan untuk ikut nimbrung, makan bersama-sama dengan peserta yang lain. Karena tadi sudah makan nasi, sekarang makan lauknya saja deh. Hehe.

Usai mengikuti acara di Gunung Tidar, kami pun diajak kembali ke hotel untuk mandi, sholat dan beristirahat. Pukul 18.30 kami berkumpul ke lantai 5 untuk makan malam serta beramah tamah dengan peserta lainnya. Apalagi diiringi oleh live musik, suasana makan malam itu pun semakin syahdu. Pada sesi ini perwakilan dari Disporabudpar Kota Magelang memberikan sambutan kepada para peserta One Day Tour.

Menyaksikan pagelaran wayang kulit di Alun-alun Kota Magelang


Selepas makan malam, sekitar pukul 20.00 kami dibawa ke Alun-alun Kota Magelang untuk menyaksikan suguhan wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Sutrisno dari Sragen, cerita yang dibawakan adalah Wisanggeni Lahir. Masyarakat pun antusias sekali, terlihat banyak sekali warga yang mendatangi alun-alun Kota Magelang. Tapi kami cuma diberi waktu sampai jam 10 malam, setelah itu kembali ke hotel untuk beristirahat, sebab keesokan harinya kami akan diajak berkunjung ke salah satu obyek wisata andalan di Kota Magelang.

Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng

Keesokan harinya, selesai sarapan kami berkumpul sekitar pukul 08.00 di lobby hotel sambil menunggu peserta yang lain bersiap, dan rombongan pun mulai meluncur menuju obyek wisata Taman Kyai Langgeng. Sudah lama sekali saya tidak mengunjungi obyek wisata tersebut. Terakhir sekitar 5-10 tahun yang lalu kalau nggak salah. Keadaannya pun masih sama dan tidak terlalu banyak yang berubah.

Taman Kyai Langgeng merupakan tempat rekreasi keluarga yang berdiri di tanah seluas kurang lebih 37 Ha, memiliki berbagai macam wahana, dan di dalamnya terdapat pula makam salah satu tokoh ulama yang turut berjuang pada masa kolonial Belanda, yakni Kyai Langgeng yang namanya diabadikan sebagai nama obyek wisata tersebut. Lokasinya berada di sebelah barat Kota Magelang, hanya 1 KM dari pusat kota. Obyek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 sore. Tiket masuknya cukup terjangkau, yakni Rp 20 ribu di hari biasa sudah termasuk tiket terusan ke 10 wahana, serta Rp 25 ribu di akhir pekan dan hari libur nasional.


Kami disambut oleh Bapak Budi Mardijanto, perwakilan dari Taman Kyai Langgeng, beliau menceritakan sejarah berdirinya tempat wisata ini. Menurut Pak Mardijanto, Taman Kyai Langgeng ini berdiri tahun 1987. Dulunya bernama Taman Bunga (TB) karena dulu tempat ini merupakan taman yang banyak ditanami oleh beragam jenis flora. Baru sekitar tahun 1997 TB diubah namanya dan difungsikan sebagai sarana rekreasi keluarga.


Pengunjung bisa menikmati fasilitas yang disuguhkan di sana. Oya, kalau mau mengelilingi area taman ini, agar tidak capek kita bisa menaiki mobil yang didesain khusus yang disediakan secara gratis. Kita akan dibawa berkeliling melihat setiap sudut taman yang banyak ditumbuhi oleh beraneka jenis pohon, dan melihat sungai Progo dari kejauhan. Pasti pengunjung bakal betah berlama-lama di sana.

Menonton pentas seni di Alun-alun Kota Magelang

Sekitar pukul 10.00, siang itu kami harus menyudahi kunjungan ke Taman Kyai Langgeng karena kami harus beranjak  ke Alun-alun Kota Magelang guna melihat pentas kesenian. Dua panggung masing-masing mementaskan musik akustik dan musik dangdut. Nggak nyangka kalau bakal ada Qasima. Langsung saja, tanpa segan-segan saya mendekat ke panggung untuk memfoto para personil Qasima yang semuanya berparas cantik. Hihi.



Mengintip proses produksi gethuk Marem, gethuk legendaris di Magelang.

Yah, sayang sekali kami harus berpindah tempat lagi, padahal kan lagi nanggung. Hehe. Berikutnya, sebelum kami kembali ke hotel, rombongan terlebih dulu diajak mengunjungi Pusat Oleh-oleh Gethuk Marem yang sekaligus merupakan pabrik oleh-oleh makanan khas Magelang, yaitu Gethuk Marem. Tempatnya berada di Jl. Tidar Krajan ll, Kota Magelang. Hampir tiap kali ke Pasar Gotong Royong pasti saya selalu melewati depan toko oleh-oleh ini, baru kali ini dapat kesempatan mengintip proses produksi Gethuk Marem.


Gethuk Marem ini ternyata sudah lama banget berdiri, menurut penuturan siempunya, pabrik ini berdiri tahun 1986 dan telah mengantongi sertifikat halal dari MUI. Gethuk Marem ini juga pernah tercatat di buku rekor MURI atas prestasinya membuat gethuk terpanjang loh. Sambil sesekali bertanya kepada pemiliknya, kami menyaksikan secara langsung para pekerja yang tengah sibuk dengan bagiannya masing-masing, mulai dari merebus singkong sebagai bahan bakunya, menggiling, memotong gethuk yang sudah jadi, sampai mengemas Gethuk Marem ini hingga siap untuk didistribusikan. Semoga kedatangan kami nggak mengganggu ya. Hehe.


Di sana kami disuguhi Gethuk Marem yang masih 'fresh from the oven'. Wah, lumayan nih, makasih banyak ya. Gethuk yang tersaji di atas meja pun langsung diserbu sama teman-teman. Paling suka sama Gethuk Marem ini, rasanya manis dan lembut. Enyak banget pokoknya. Kalau ke Magelang jangan lupa mampir ke Toko Oleh-oleh Gethuk Marem ya.

Pukul 12.00 kami kembali ke Hotel Safira, berkemas dan cek out. Namun sebelum berpisah dengan peserta lain, kami sama-sama menuju ke Grand Artos Hotel, salah satu hotel bintang 5 di Kabupaten Magelang untuk makan siang. Saya dan beberapa teman sampai duluan karena menggunakan motor, sementara yang lainnya menggunakan bus. Yang bikin saya heran kok kami malah diajak melihat berbagai kamar di sana. Apa disuruh nginep lagi ya? Wah mau banget dong. Hehe. Dugaan saya salah ternyata, padahal sudah ngarep banget.


Kelar makan siang acara siang itu pun ditutup oleh sambutan dari kepala Disporabudpar Kota Magelang, Bapak Hartoko.

Terimakasih banyak kepada Disporabudpar Kota Magelang. Seneng banget bisa mengikuti event ini, apalagi bisa bertemu dengan teman-teman baru dan teman sesama bloger dari berbagai daerah. Semoga Magelang, baik Kota maupun Kabupaten kedepan semakin diminati oleh wisatawan dan menjadi tujuan wisata favorit.
Mengikuti One Day Tour Dalam Rangka Festival Tidar 2016 Mengikuti One Day Tour Dalam Rangka Festival Tidar 2016 Reviewed by Achmad Muttohar on 12/16/2016 10:25:00 PM Rating: 5

8 komentar:

  1. Seru juga ya mas One Day Tournya, seharusnya acara bareng dengan blogger atau komunitas-komunitas online kayak gini lebih sering diadakan setiap ada event di Magelang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. He'em, mas. Semoga kedepan makin banyak ya yang menggaet para bloger untuk diajak kerjasam. :D

      Hapus
  2. jadi bisa ketemu sama blogger solo, mas Halim Santoso, dong? hehehe

    BalasHapus
  3. Taman Kyai Langgeng itu Tempat rekreasi hits jaman SD ku dulu. Hampir setiap tahun kesitu. Nyebur kolam. Sebagai anak pantai senwng vanget bisa nyebur kolam yang ndak asin tentunya.

    Fotonya bagus-bagus lho

    BalasHapus
  4. Moga magelang makin hits yak. Kalau nggak karna acara kemarin tauku tentang magelang ya cuman tentang borobudurnya.Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Aamiin. Tapi btw Borobudur itu ada di Kabupaten Magelang lho, nah kalau Gunung Tidar ini di Kota Magelang.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.