Piknik Dadakan ke Kraton Ratu Boko

Jadi, ceritanya minggu lalu, saya dan beberapa teman sejawat diajak juragan piknik dadakan ke Istana Ratu Boko, atau Candi Ratu Boko, atau yang sering juga disebut Kraton Ratu Boko. Lokasi Kraton Ratu Boko letaknya tak begitu jauh dari tempat saya bekerja, kurang lebih sekitar 1 Kilometer. Secara adminstratif Kraton Ratu Boko berada di wilayah dua dukuh, yakni Dukuh Dawung, Desa Bokoharjo dan Dukuh Sumberwatu, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Karena letaknya tidak begitu jauh dari tempat kerja saya, yakni di Pasar Relokasi Prambanan, Dukuh Pelemsari, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, waktu yang ditempuh pun tidak begitu lama, paling sekitar 10 menitan sampailah kami di Kraton Ratu Boko.

Sesampainya di sana kami pun langsung masuk kedalam. Masing-masing orang dikenakan tiket masuk sebesar Rp 25.000,-. Waktu itu suasana di sana masih sepi, dan belum ada satu pun pengunjung. Hanya para pekerja saja yang terlihat di sana. Mungkin karena memang masih pagi.

Loket
Peta Taman Wisata Kraton Ratu Boko
Papan informasi
Menurut informasi yang terdapat di sana,
Situs Ratu Boko terletak diatas perbukitan Boko dengan ketinggian 195,97 meter di atas permukaan laut dengan luas sekitar 160,898 m2. Situs Ratu Boko Merupakan peninggalan bersejarah dengan corak Hinduisme dan Budhisme, yang dibangun pada abad 8-9 M. Pada waktu pertamakalinya, situs ini adalah sebuah kompleks wihara sebagaimana tercatat dalam prasasti Abhayagiriwihara yang berangka tahun 792 M. Tinggalan arkeologi yang bersifat Budhisme lainnya yaitu reruntuhan stupa, arca Dhyani Buddha Stupika. 
Sekitar tahun 865 M, situs ini berubah menjadi kediaman seorang penguasa bernama Rakai Walaing Pu Kumbhayoni yang beragama Hindu. Temuan arkeologi berupa prasati yaitu prasati Ratu Boko a, b (berangka tahun 856 M) dan c semua mengandung keterangan tentang pendirian lingga, yaitu Lingga Krtivaso, Lingga Tryambaka, dan Lingga Hara. Prasasti lain yang ditemukan yaitu prasasati Pareng (862 M) mengandung keterangan pendirian sebuah bangunan suci untuk Dewa Siwa yaitu Candi Badraloka. Adapun tinggalan arkeologi lainnya yang bersifat Hinduisme adalah arca Durga, Ganesha, miniatur candi, yoni dan prasasti dari lempengan emas.
Dari pintu masuk kami harus berjalan menaiki tangga. Di sepanjang tangga terdapat beberapa kursi memanjang di sebelah kanan. Sampai di atas sebelum sampai ke gerbang utama, kami melewati taman yang dipenuhi tanaman dan ada kolam air mancur. Di sekitar sana terdapat pula beberapa gazebo untuk beristirahat.

Jalan menuju kompleks Keraton Ratu Boko
Memasuki area Keraton Ratu Boko, kami disambut oleh bangunan berupa dua buah gapura tinggi. Gapura pertama memiliki 3 pintu, sementara gapura berikutnya memiliki 5 pintu. Tak Jauh dari gapura terdapat Candi Pembakaran dan Sumur Suci, lapangan, kolam, batu berumpak dan Paseban.

Gapura
Candi Pembakaran dan Sumur Suci
Menurut papan informasi yang terdapat di sana:
Candi Pembakaran dan Sumur Suci terbuat dari batu andesit berukuran panjang 22,60 meter, besar 22, 33 meter dan tinggi 3, 28 meter. Sebutan ini didasarkan pada penemuan abu yang terdapat di sumuran candi sehingga orang-orang beranggapan bahwa bangunan ini pada masa lampau menjadi tempat pembakaran atau penyimpanan abu jenazah raja. Setelah diteliti seksama, abu tersebut adalah sisa pembakaran kayu dan tidak ada indikasi sebagai pembakaran tulang.
Sumur berukuran 2,30 meter x 1,80 meter, kedalaman air pada musim kemarau sekitar 2 meter sedangkan kedalaman sumur sekitar 5 meter dari muka tanah. Dahulu air dari sumur ini digunakan dalam kegiatan  upacara keagamaan di Candi Pembakaran. Air sumur diyakini mengandung tuah. Pada saat dilaksananakan upacara Tawur Agung, satu hari sebelum hari raya Nyepi bagi umat Hindu, sumur ini diambil airnya untuk digunakan sebagai air suci. Air suci diambil dari sumur dengan menggunankan wadah berbentuk kendi, selanjutnya diberi doa dan mantra oleh para pendeta dan dibawa ke halaman Candi Prambanan yang menjadi tempat pelaksanaan upacara Tawur Agung.
Kami melanjutkan perjalanan ke arah timur. Di bagian timur akan kita jumpai Paseban.

Paseban
Berikut ini tulisan yang terdapat di papan informasi:
Paseban terdiri dari 2 batur, Paseban timur (panjang 24,6 meter, lebar 13,3 meter, tinggi 1,16 meter) dan Paseban barat (panjang 24,42 meter, lebar 13,34 meter, tinggi 0,83 meter). Dua bangunan Paseban diperkirakan saling berhadapan, namun funsinya belum dapat diketahui secara pasti. Dinamakan Paseban karena berdasarkan analogi kraton pada masa sekarang. Paseban adalah ruang tunggu bagi tamu yang akan menemui raja.

Lanjut lagi berjalan ke arah timur kita akan mendapati Pendopo, Balai-balai, 3 candi dan Kompleks Keputren. Kompleks Gua, Stupa Buddha dan kolam juga berada di bagian timur.

Tangga menuju gua bawah tanah
Benteng
3 candi
Keputren dan kolam
Belum cukup sampai di situ, dari kolam di sebelah timur kami berjalan ke utara. Terdapat dua buah gua yang terbentuk dari batuan sedimen yang disebut Breksi Pumis. Gua yang berada di bagian atas disebut Gua Lanang, sementara di bagian bawah disebut dengan Gua Wadon. Persis di muka Gua Lanang itu terdapat sebuah kolam.

Gua Wadon
Di area gua tersebut juga terdapat sebuah papan informasi mengenai kedua gua:
Di situs Ratu Boko terdapat Gua Lanang dan Gua Wadon. Dinamakan Gua Wadon karena terdapat semacam relief yang menggambarkan alat kelamin wanita (lambang yoni) diatas pintunya. Yoni adalah simbol kelamin wanita, biasanya dilengkapi dengan lingga, yaitu alat kelamin laki-laki, yang merupakan salah satu dewa Siwa dalam agama Hindu. Persatuan antara keduanya menyebabkan kesuburan. Diharapkan daerah disekitar lingga dan yoni ikut menjadi subur dan makmur. Gua ini diduga sebagai tempat untuk bersemedi.
Sangat disayangkan, banyak banget coretan-coretan vandalisme yang dilakukan oleh tangan-tangan jahil di dinding gua. Menyedihkan.

Sebelum meninggalkan area Kraton Ratu Boko, kami juga sempatkan naik ke atas gardu pandang yang berada di sebelah utara. Dari atas gardu pandang, kita dapat melihat pemandangan Kota Yogyakarta, Candi Prambanan dan Gunung Merapi yang eksotis dari kejauhan.

Setelah capek dan puas berkeliling area candi yang sangat luas itu, kami memutuskan untuk turun dan kembali ke rumah. Saya sangat terkesan dan kagum sekali melihat Istana Ratu Boko. Bukan karena baru pertama kali melihat, tetapi menurut saya pribadi memang sungguh luar biasa arsitektur yang dibangun. Betapa keren dan canggihnya teknologi yang dipakai untuk membangun itu semua pada masa itu. Padahal jika dipikir-pikir sangat jauh dengan teknologi yang sudah modern seperti saat ini.
Piknik Dadakan ke Kraton Ratu Boko Piknik Dadakan ke Kraton Ratu Boko Reviewed by Achmad Muttohar on 3/02/2016 03:51:00 PM Rating: 5

2 komentar:

  1. Belum pernah kesana, padahal juga deket dari tempat kerjaan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Deket, mas? Emang kerja di daerah situ juga? Mampirlah ke Pasar Relokasi Prambanan, mas. Hehe

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.