Pulau Panjang: Tempat Wisata Alternatif Jika Gagal Ke Karimunjawa


Beberapa waktu yang lewat saya kembali melakukan perjalanan. Kali ini perjalanan saya sangat berkesan karena bersama dengan kawan-kawan Backpacker Nusantara. Sebuah pulau eksotis di Laut Jawa bernama Kepulauan Karimunjawa yang bakal kami eksplore.

Selepas isya, saya dan beberapa kawan dari Jogja; Mbok Dar, Om Haka, Mas Rajiv dan Bang Jupri dari Makassar pun janjian dan berangkat bersama-sama dari Magelang. Kami berlima berangkat ke meeting point di Terminal Terboyo Semarang menggunakan kendaraan roda dua.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam, akhirnya kami pun sampai di Kota Atlas tersebut. Namun sesampainya di sana, kami sempat terpisah. Mas Rajiv dan Bang Jupri tertinggal jauh di belakang. Saya, Mbok Dar dan Om Haka pun memutuskan berhenti untuk menunggu mereka. Tidak tahu berapa lama kami menunggu. Menit demi menit mereka pun tak kunjung juga nampak batang hidungnya. Setelah dihubungi ternyata, eh, ternyata mereka berdua sudah sampai duluan di Terminal Terboyo.

Karena kami nggak tahu arah jalan menuju Terminal Terboyo, akhirnya Mbok Dar pun berinisiatif untuk menelepon salah seorang temannya supaya menjemput kami. Tak lama kemudian Mas Dwi Cahyo datang. Kami pun membuntuti Mas Dwi Cahyo sampai ke Terminal Terboyo. Sampai di sana rupanya sudah lumayan banyak peserta yang datang. Ada yang dari Solo, Rembang, Purwakarta, Jakarta, Jawa Timur dan Tentu saja tuan rumah Semarang. Kami pun bergabung dengan mereka.

Saya kira saya sendiri yang dari Magelang, ternyata ada beberapa yang juga berasal dari satu daerah yakni Mas Oki dan Mas Arief. Setelah berkenalan satu sama lain sembari menunggu beberapa teman yang belum datang, kami sempatkan buat mengobrol. Jujur awalnya saya agak canggung, karena memang saya baru kali pertama ini berjumpa dengan kawan-kawan Backpacker Nusantara, biasanya hanya bersua di dunia maya, kecuali sama Mas Dwi Cahyo yang pernah bertemu dua kali di Magelang. Terlebih lagi, saya memang orangnya pendiam dan pemalu jadi agak susah kalau bisa langsung akrab. Tapi kalau sudah kenal dekat jangan kaget ya kalau saya malu-maluin. Hehehe.

Satu-persatu peserta lain pun mulai berdatangan hingga akhirnya semua  sudah berkumpul. Selanjutnya kami naik ke dalam bus engkel yang sudah terparkir di pinggir jalan dan setia menunggu sedari tadi. Sementara itu, kendaraan kami titipkan di parkiran motor Terminal Terboyo.

Naik bus engkel dari Semarang ke Jepara waktu itu menjadi pengalaman tak terlupakan bagi saya. Betapa tidak, bus yang harusnya berkapasitas 16 orang itu diisi oleh 27 orang penumpang! Sudah pasti kami berjejal-jejalan di dalam bus. Tentu saja sempit dan sangat membatasi ruang gerak. Pokoknya nggak nyaman banget. Namun karena saya memang sangat kecapaian dan sedari pulang kerja belum tidur, akhirnya saya pun tetap terlelap  meski di tengah himpitan.

Akhirnya sampai  juga di Pelabuhan Kartini Jepara setelah menempuh waktu sekitar 3 jam. Seneng banget rasanya. Kayak baru bebas dari belenggu. Kami pun turun dan menunggu di pelabuhan. Begitu turun saya pun melanjutkan tidur di bangku tunggu dekat ruang tiketing bersama beberapa kawan yang lain hingga pagi. Sebagian lagi ada yang tidur di bangku sekitar warung makan yang letaknya tak begitu jauh dari tempat saya.


Pagi pun menyapa kami dengan membawa kabar yang sangat tidak kami harapkan. Ternyata kapal yang seharusnya mengantarkan kami ke Pulau Karimunjawa tidak bisa berangkat dikarenakan cuaca buruk.

Sebetulnya kami sudah tahu kabar tersebut sehari sebelumnya, tapi kami tetap berangkat. Siapa tahu paginya cuaca sudah membaik. Pagi itu, kami pun hanya bisa menghabiskan waktu di pelabuhan sambil terus berharap supaya kapal dapat berangkat keesokan harinya.

Namun apa mau dikata, mungkin memang belum jodohnya. Alloh belum mengizinkan kami untuk menginjakkan kaki di pulau yang berjuluk The Paradise of Java itu. Seperti saya yang belum diizinkan bertemu dengan jodoh saya. :) Ya, kami gagal ke Karimunjawa.


Warung tempat kita menginap. :)

suasana di Pelabuhan Kartini, Jepara.

Kapal yang harusnya membawa kami ke Karimunjawa


Setelah melakukan berbagai aktifitas, mandi, sarapan dan ngobrol-ngobrol untuk mengusir kebosanan, serta masih tetap berharap-harap cemas, semoga cuaca membaik dan kapal akan segera berangkat. Namun tetap saja tidak ada tanda-tanda kapal akan meninggalkan pelabuhan. Apa mau dikata, meski kecewa kami harus tetap berlapang dada.

Menjelang siang kami pun kembali berembug, baiknya mau bagaimana, teman-teman nggak mau mengecewakan yang sudah rela datang jauh-jauh dari luar Semarang untuk ikutan. Kami pun memutuskan untuk menyebrang ke Pulau Panjang. Kayaknya Pulau Panjang memang tempat wisata alternatif jika gagal ke Karimunjawa.



Kami akhirnya bergerak menuju Pulau Panjang menggunakan perahu kayu. Tarif menyeberang dari Pelabuhan Kartini ke Pulau Panjang kira-kira Rp.10.000 - Rp.15.000,-/orang.

Mendarat di Pulau Panjang
Pulau Panjang memiliki luas 19 hektare dan berjarak 1,5 mil dari Pelabuhan Kartini. Waktu yang dibutuhlan untuk menyeberang sekitar 15 menit.

Pulau ini memiliki pasir putih dan dikelilingi laut dangkal berair jernih serta memiliki terumbu karang.

Kekecewaan saya sedikit terobati. Itu kekecewaan saya ya, nggak tahu kalau Mas Dhani. Hehe.

Bagian tengah pulau ini adalah hutan tropis yang ditumbuhi pohon tinggi menjulang dengan diselingi perdu dan semak sebagai tempat berkembang biak burung laut. Pohon yang tumbuh di pulau ini didominasi oleh Kapuk Randu, Asam Jawa, Dadap, serta Pinus.

Di pulau ini juga terdapat makam seorang ulama yang dahulu menyebarkan agama islam di Jepara bernama Syeh Abu Bakar.

Fasilitas yang tersedia di tempat ini ternyata sangat memadai, ada warung makan, wc umum, mushola, dan pendopo, serta terdapat air barokah yang dipercaya oleh sebagian orang sebagai air yang bermanfaat bagi kesehatan dan keselamatan (kalau ini saya malah baru tahu).

Sesampainya di sana, kami duduk-duduk menikmati suasana Pulau Panjang yang begitu mempesona. Angin laut yang membelai saya dengan lembut membuat saya terkantuk dan memaksa saya untuk merebahkan diri dan akhirnya tidur lagi. :)

Menjelang sore hari, kami pun menyibukkan diri masing-masing. Saya dan beberapa kawan memutuskan untuk berjalan-jalan di bawah teduhnya pohon, berkeliling pulau sambil menikmati pemandangan hutan. Tak lupa juga kami mencari spot yang menarik buat foto-foto. Oh, ya, ditengah pulau ini terdapat sebuah menara. Saya sendiri kurang tahu fungsi dari menara tersebut. Hehe.





Puas berkeliling dan karena matahari pun semakin tenggelam kami memutuskan buat menyudahi jalan-jalannya. Kami kembali ke tenda bersiap untuk memasak bersama buat makan malam. Nasi sarden menjadi menu makan malam kami. Seusai makan malam, kami mengadakan acara tukar kado dan games, bagi siapa yang kalah dia harus rela wajahnya kami bedakin. Hehe.

Yang kalah dibedakin. :v

Dan puncaknya kami saling bergandengan tangan serta manyanyikan lagu di sini senang di sana senang dan kemesraan. Rasanya  bulu kuduk saya merinding ketika kami menyanyikan lagu kemesraan dibawah langit yang gelap dan angin laut yang berhembus tenang.

Setelah acara usai, kami saling mengobrol satu sama lain. Duduk di tepi pantai sambil memandang ombak yang menggulung hingga kami terlelap sampai pagi menjelang. Tidak terasa waktu cepat sekali berlalu, tahu-tahu kami sudah harus kembali ke rumah masing-masing. Rasanya berat jika harus berpisah dengan keluarga baru ini.

Sampai jumpa lagi kawan. Semoga kita selalu diberi kesehatan dan umur panjang supaya kita dapat berkumpul kembali.

Pulau Panjang: Tempat Wisata Alternatif Jika Gagal Ke Karimunjawa Pulau Panjang: Tempat Wisata Alternatif Jika Gagal Ke Karimunjawa Reviewed by Achmad Muttohar on 10/09/2015 05:12:00 PM Rating: 5

28 komentar:

  1. wah kalah bagus dgn karimun jawa ya pulau panjangnya,
    tapi kayaknya seru juga kalau menginap di sana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bro. Mau gimana lagi. Kapan2 dicoba lagi ke Karimunjawa-nya. :D

      Hapus
  2. wah nanggung juga sih bro sebenernya tinggal nyebrang aja ke karimun jawa, ya tapi semesta berkata lain. tapi happy juga tuh bro walopun gk jadi juga :D ane jadi pengen backpaceran jadinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bro. Yang paling penting kebersamaannya. :D
      Ayuk, bro, kalo mau backpackeran. ;)

      Hapus
  3. teman saya juga banyak tuh yang sudah sampai pelabuhan tapi ngga bisa nyebrang.. setidaknya masih bisa main ke pulau lah. Teman saya banyak yang akhirnya milih balik lagi. hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mas. Yang namanya alam memang ndak bisa diprediksi.

      Hapus
  4. kepingin juga jd backpeker tp terkendala oleh dana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga backpacker, bro. Dana bukan kendala. Asal ada niat jalan aja meski minim dana. ;)

      Hapus
  5. sayang banget gak sampai ke karimun jawa.. tapi klo ane tetap seneng tuh karena tetap bisa jalan-jalan bareng temen-temen :D

    BalasHapus
  6. wah padahal indah banget loh gan :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga belom jodoh, gan. Kapan2 coba lagi. :D

      Hapus
  7. hmmm Tahun Baru kesana ...
    rencana... hehehe

    BalasHapus
  8. wah saya mah anak rumahan atuh om2 :D :v

    BalasHapus
  9. Wahh,, pengalaman menarik gan..
    sayang gak jadi nyeberang yahh..

    BalasHapus
  10. bikin pengen aja lu gan ,, ahahahaha

    BalasHapus
  11. Dilihat dari fotonya sih indah pemandangannya jadi pengen kesana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih indah karimun lah. Tapi kalo kapal gak bisa nyebrang ya satu-satunya altetnatif.

      Hapus
  12. wah enak kali ya kalo backpackeran rutin ...

    BalasHapus
  13. Waah.. Ada uga kok temenku yang bernasib sama kayak mas. Udah jauh-jauh dari banten, ternyata gak kebagian nyebrang. Mungkin memang bukan rezekinya

    BalasHapus
  14. Balasan
    1. Gak kepikiran. Lagian kita kan pengin wisata hemat ala backpacker. Entar budgetnya berat di transport dong. Hehe.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.