Sepotong Cerita di Atas Kereta

Taksi yang membawa kami akhirnya sampai di Stasiun kereta api Kiaracondong. Kami berempat pun keluar dari taksi dan melangkahkan kaki  ke dalam kompleks stasiun. Meski sang surya masih terlelap, namun suasana di stasiun sudah lumayan ramai. Jam menunjukkan pukul 05.10 WIB. Masih ada waktu 10 menit sebelum keberangkatan. Waktu 10 menit itupun dimanfaatkan oleh kedua temanku buat sholat subuh. Sementara itu  aku sama temanku satunya lagi menunggu di ruang tunggu.
Sumber: Om Gugel
Sebentar lagi kami harus sudah berada di dalam kereta api kalau nggak mau ketinggalan. Kami pun masuk ke area keberangkatan. Namun sebelumnya aku berhenti di warung untuk membeli air minum. Mereka bertiga pun berjalan duluan masuk ke dalam kereta. Seusai beli minum aku bergegas menyusul ke dalam kereta. Mataku menyapu ke kanan dan ke kiri, mencari tempat duduk dan juga mencari temanku yang tadi sudah naik duluan. Akhirnya aku sampai di tempat dudukku, kursi nomor 6B. Tapi apa yang aku lihat? Seorang tante-tante girang dengan santainya tiduran di bangku yang harusnya buat tiga orang itu. Aku pun cuma bisa diam. Dan untuk sementara aku duduk di bangku sebelah yang masih kosong.

Nggak lama kemudian seorang lelaki duduk di depanku, disusul oleh salah satu temanku. Kami pun sedikit berbincang. Dari obrolan itu dia bilang, dia mau turun di Stasiun Gombong. Harusnya dia juga duduk di bangku deretanku, tapi karena tempat duduknya udah diserobot sama tante-tante itu, alhasil dia juga sementara duduk di bangku yang lain.

Perlahan kereta api Pasundan kelas ekonomi yang kami tumpangi pun beranjak meninggalkan stasiun. Aku masih belum bisa melupakan Bandung dan sejuta kenangan di dalamnya. Banyak banget pengalaman, ilmu serta kawan baru yang aku dapatkan selama di sana. Namun mau bagaimana lagi. Kami harus balik ke Magelang dan menjalani kehidupan kami yang sesungguhnya. Kami harus kembali pada peran kami masing-masing.

Sebenarnya rasanya kayak mimpi bisa menginjakkan kaki di Bandung. Satu mimpiku sudah terwujud, dan satu mimpi yang lain sedang aku jalani. Yaitu naik kereta api. Namun ternyata semua nggak kayak yang aku harapkan, setelah aku tengok lagi tiket yang di genggaman. Aku baca lagi tulisannya, kereta baru akan sampai di tujuan yaitu Stasiun Lempuyangan pukul 14.10 WIB! Berarti selama kurang lebih 9 jam, aku kudu duduk di kursi yang keras dan sempit itu.


Awalnya sih nggak kerasa tapi lama kelamaan pantatku mulai panas! Belum lagi aku nggak bawa bekal makanan. Aku mengira naik kereta api bakal lebih cepat dan menghemat waktu. Sudah dari pagi belum sarapan lagi. Tahu gini tadi aku beli nasi Padang dulu buat cemilan selama perjalanan.

Sebenernya ada sih petugas atau pramugara yang jualan makanan atau minuman. Tapi, dengar harganya bikin aku mengurungkan niat buat beli makanan di atas kereta. Selain makanan dan minuman, ternyata kita juga bisa menyewa bantal yang dari si pramugara.

Eh, tapi kalau dipikir-pikir, naik kereta api juga lumayan nyaman sih daripada naik bis, kalo menurutku meski kereta api yang aku naiki ini kelas ekonomi. Dalamnya bersih dan nggak panas, soalnya udah full AC. Ada colokan buat nge-charge hape pula. Selain itu naik kereta api juga aman, soalnya ada petugas kepolisian yang berjaga.

Sebelumnya aku ngarep banget bisa rebahan karena banyak bangku yang kosong. Tapi ternyata aku salah. Sampai di stasiun berikutnya banyak orang yang naik turun. Akhirnya aku balik lagi ke kursiku yang sebenarnya, berikut temanku dan lelaki tadi.

Si tante-tante itu pun menyingkir. Nggak enak banget mukanya, bibirnya mengerucut. Aku sama orang di depanku tadi dan salah satu temanku duduk berjajar di satu bangku, berhadap-hadapan dengan tante-tante itu. Untungnya tuh tante barengan sama temannya, dua orang cewek. Cewek yang tepat dihadapanku mukanya mirip kayak Cut Meyriska, dan di sampingnya mungkin adiknya karena parasnya hampir sama. Selain itu, selama perjalanan si cewek di sampingnya itu selalu nyender di pundaknya, dibelai-belai rambutnya. Kepengen banget bisa menggantikan kakaknya. Cuma satu yang bikin perjalanan nggak nyaman, si tante-tante tersebut seenak udelnya aja buang ingus. Dan itu berlangsung selama perjalanan!

Kita lupain tante-tante itu...

Salah satu yang bikin aku ketagihan naik kereta api, yaitu aku bisa lihat pemandangan yang keren dari jendela. Apalagi kalo lewat bukit, lihat ke bawah rumah-rumah penduduk terlihat kecil, masuk terowongan, melewati lembah. MasyaAlloh. Pemandangannya keren banget. Pengen lagi.

Setelah pantat gue mengalami penderitaan selama 9 jam, akhirnya kami pun sampai juga di Stasiun Lempuyangan.

Alhamdulillah. Bandung dan kereta api merupakan dua dari segudang mimpiku yang terwujud. So, buat kalian jangan takut bermimpi ya. Dengan dibarengi do'a dan kerja keras pasti mimpi kita bakal terwujud.

Salah satu dari sekian mimpi ku yang mungkin susah diwujudkan adalah, bisa dinner bareng Raisa atau Maudy Ayunda. Hehehe.

Kalau kalian punya mimpi nggak sih? Jika boleh tahu bisa loh dishare di kotak komentar. :)

#NulisRandom2015
Sepotong Cerita di Atas Kereta Sepotong Cerita di Atas Kereta Reviewed by Achmad Muttohar on 6/08/2015 08:53:00 AM Rating: 5

10 komentar:

  1. Ini kayaknya malah ceritain tante-tante ma pan**t :v

    BalasHapus
  2. Ah, kamu harus merasakan kereta Jakarta-Bandung. Pemandangannya alam dan seisi penumpang keretanya bikin lebih ketagihan. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah jadi pengen. Kapan ya bisa ke Jakardah? Haha

      Hapus
  3. sekarang sudah enak kereta, coba baca kisahku berkereta disini :

    https://dobelden.wordpress.com/2009/10/03/mudik-asik-2009/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalo sekarang udah beda kang. Tapi yaitu, harga tiketnya juga sudah berubah 3x lipat. :D

      Hapus
  4. yang paragrap terkhir, dari pada ngarep pengen ketemu raisa sama maudy mending ketemu aku ajah . haha

    BalasHapus
  5. kali-kali naik pesawat terbang dong :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wooh iya, itu juga salah satu mimpi gue, bro. :v

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.