Kenalan Sama Penulis Magelang, Yuk!

Pic : Pixabay
Sebelumnya aku mau ngucapin selamat Hari Raya Idulfitri 1437 Hijriyah, mohon maaf lahir batin ya kalau ada salah-salah. Oke, kali ini aku mau ngenalin kalian sama penulis asal kota kelahiranku, yap Magelang.

Ternyata Magelang punya banyak banget penulis berbakat yang pastinya keren loh. Mau tahu siapa aja mereka. Oke sabar ya, aku mau sedikit berbasa-basi dulu. Hehe. Aku mau cerita gimana awalnya bisa sampai mengenal mereka.

Berangkat dari hobiku yaitu membaca, sedikit demi sedikit, lama-lama  menjadi bukit aku pun jadi suka menulis, terlebih lagi ketika aku kenal sama blog, tempat dimana aku menuangkan segala keresahan, curahan hati dan semua yang terlintas di kepala. Semenjak aku suka ngeblog itulah, aku jadi suka banget sama segala hal yang berbau tulis menulis. Aku pernah baca sebuah tips tentang menulis, kalau kita ingin bisa menulis selancar air yang mengalir maka banyak-banyaklah membaca. Dari situ kemudian hampir setiap minggu aku menyambangi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Magelang buat meminjam buku. Walau aku lebih suka fiksi dan buku bergenre komedi, namun hampir semua jenis buku kadang tak segan-segan aku lahap. Gurih gurih nyoi. Huehe.

Nggak cukup sampai di situ, aku pernah juga ikut kursus menulis di Perpustakaan Kota Magelang. Yang ngajar itu penulis-penulis Magelang yang andal. Kapan lagi bisa belajar nulis dimentorin lagsung sama penulis Magelang yang kece badai, apalagi gratis. Hehehe. Selain itu aku juga banyak bergabung dengan komunitas yang berbau tulis-menulis di Magelang. Dari situ pulalah aku banyak mengenal penulis-penulis Magelang.

Langsung aja yuk, kita kenalan sama penulis-penulis Magelang.

Agus Mulyadi
Mungkin kamu udah kenal sama seleb blogger yang satu ini. Iyap dia adalah Agus Mulyadi a.k.a Gusmul. Aku masih inget pertama kali berjumpa dengannya. Waktu itu ketika mengikuti kelas Akademi Berbagi beberapa tahun silam. Sore itu dia datang sama beberapa teman dari Komunitas Pendekar Tidar, Kang Nahdi dan Kang Yudha.

Berkat skandal edit fotonya bareng artis yang menghebohkan dan sempat dimuat di berbagai media online, doi pun mulai dikenal banyak orang. Blognya pun kebanjiran pengunjung hingga akhirnya ia ditawari buat nulis buku oleh berbagai penerbit. Buku pertamanya berjudul “Jomblo Tapi Hapal Pancasila” terbit pertengahan tahun 2014, disusul buku kedua “Bergumul Dengan Gusmul” awal tahun 2015 dan yang terbaru adalah “Diplomat Kenangan”. Dari situ Agus pun pernah diundang menjadi narasumber di televisi nasional dan sering diminta menjadi pembicara di acara talkshow maupun mengisi kelas menulis loh.

Tulisan-tulisan Gusmul kalau menurutku emang keren sih. Gusmul pandai dalam mengolah kata sehingga menjadikan sebuah esai-esai yang ringan dan jenaka, sedap untuk dinikmati deh pokoknya. Buat kamu yang sedang belajar nulis atau sekadar mencari hiburan, mampirlah ke blognya di www.agusmulyadi.web.id.

Annisa Andri Rachmawan
Berikutnya Annisa Andrie Rachmawan. Mbak Annisa ini salah satu pengajar kursus sewaktu aku mengikuti Akademi Bercerita Magelang, kelas menulis gratis yang diadakan oleh Perpustakaan Kota Magelang bekerjasama dengan Penerbit Bentang Pustaka Yogyakarta. Mbak Annisa udah menulis 2 buku loh. Salah satunya adalah Menikahlah Denganku (Bentang Pustaka, 2015). Tapi aku malah belum baca novelnya. Maafkan muridmu ini ya, bu. :)

Sebelumnya Mbak Annisa pernah menjadi jurnalis di Jawa Pos dan Kantor Berita Antara selama 4 tahun. Tahun 2013 Mbak Annisa memutuskan untuk berhenti dan fokus menjadi ibu rumah tangga. Merasa rindu dengan dunia menulis, Mbak Annisa pun mulai menulis lagi dan nekat mengirimkan paragraf dan draft novel yang ia buat sebagai syarat penerimaan beasiswa kepenulisan Bentang Pustaka. Tak disangka Mbak Annisa diterima dan penerbit meminta naskah utuh untuk diterbitkan.

Saat ini Mbak Annisa sedang menunggu lahirnya “anak” kedua. Semoga segera lahir ya, kak! Huehe.

Ginanjar Teguh Iman
Pertama ketemu sama Ginanjar Teguh Iman juga sewaktu ikut kursus menulis di Perpustakaan Kota Magelang sebelum masuk ke kelasnya Mbak Annisa. Karena sesuatu hal (kalau nggak salah waktunya yang nggak bisa) aku pindah ke kelasnya Mbak Annisa.

Mas Gin pernah cerita kalau dia emang seneng banget baca buku dari sejak sekolah SD. Mulai awal suka nulis karena disuruh sama guru buat bikin cerpen mewakili sekolahnya semasa SMP. Dan sering diminta sama temen-temennya buat bikin puisi. Nggak nyangka temennya pada suka sampai dibelikan soto dan gorengan sebagai bayarannya. Hahaha. Profesi menulis puisi itu pun dilakoninya hingga SMA.

Tahun 2012 Mas Gin menerbitkan buku berjudul Cerita Hujan secara indie. Akhir tahun 2012 Mas Gin mengikuti ajang pencarian penulis berbakat di Mizan bekerjasama dengan agen kepenulisan Antitesa milik Tasaro GK. Berawal dari seringnya mendengarkan musik keroncong, Mas Gin pun memilih genre Roman Sejarah. Mulailah Mas Gin riset kecil. Dan ternyata kakek buyutnya sendiri adalah seorang pemain keroncong yang terkenal di kampungnya. Wah kebetulan banget ya.

Awal tahun 2013 Mas Gin berhasil lolos ke 10 besar dan dipanggil ke Bandung selama 3 hari dan diberi bekal kepenulisan nulis dari Mizan dan Tasaro GK. Hingga terbitlah novel Bulan Merah (Mizan, 2014).

Kata Mas Gin, dia sampai bolos dari kantor dan sampai masuk angin segala karena stress, hingga ngorbanin kuliahnya selama satu semester demi fokus nulis novel Bulan Merah selama sebulan, karena Cuma dikasih deadline selama 3 bulan. Wiiih, gila bener ya prosesnya. Semangat, Mas. Ditunggu karya-karya selanjutnya.

Danu Sang Bintang
Penulis Magelang selanjutnya adalah Danu Wiratmoko atau dikenal dengan nama Danu Sang Bintang. Aku juga berjumpa dengan Mas Danu sewaktu ikut kursus menulis di Perpustakaan Kota Magelang.

Mas Danu sudah senang menulis sejak duduk di bangku SD. Ia mulai menulis cerita-cerita persahabatan di lembaran-lembaran kertas sisa milik ayahnya.
Penulis seperti Hilman Hariwijaya, Khalil Gibran dan Pramoedia Ananta Toer merupakan sumber inspirasi Mas Danu dalam menulis.

Untuk mencoba peruntungannya Mas Danu pernah mengirimkan karya tulisannya ke media massa. Beberapa kali ditolak, akhirnya karyanya pun tembus dan dimuat di berbagai media massa, seperti MOP, Majalah Hai, Anita Cemerlang, Aneka, dan sebagainya.

Tahun 2012 bersama teman-teman penulis Magelang lainnya Mas Danu mendirikan komunitas  Membaca Magelang yang bertujuan untuk menyebarkan virus gemar membaca di kalangan anak muda.

Beberapa buku yang pernah diterbitkan antara lain, antalogi cerpen Kembali ke Jogja (2012), Magelang Seribu Cinta (2014), dan buku yang ditulis bersama penulis-penulis Magelang berjudul Membaca Magelang.

Wiwin Wintarto
Kalau sama penulis Magelang yang satu ini, aku malah baru berjumpa sekali di Kantor, Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Magelang. Padahal Mas Wiwin udah menulis puluhan judul buku loh. Wah benar-benar penulis produktif.

Bermula dari menulis freelance di Suara Merdeka buat ongkos kuliah, Mas Wiwin pun menerbitkan karya pertamanya Panduan Praktis Pembuatan Homepage dengan MS Frontpage (2001). Hingga saat ini total 23 buku, 14 diantaranya novel yang sudah beliau telurkan.

Andam Aulia Pratiwi
Kalau penulis yang satu ini emang sering ketemu kalau pas lagi kumpul di Komunitas Ulat Buku. Namanya Andam Aulia Pratiwi. Nama bekennya adalah Aulia Hazuki.

Waktu aku tanya sejak kapan dia suka nulis, Kak Aulia bilang kalau sejak SD udah seneng nulis hingga sekarang. Buku pertamanya bergenre misteri terbit tahun 2014, Misteri Buku Harian Johanna (Gramedia Pustaka Utama, 2014). Mau kenalan sama dia? Langsung aja follow ignya @callalia11.

Ahmad Mufid
Nah, berikutnya ada anak pesantren, namanya FYD alias Ahmad Mufid. Gus Mufid pernah bilang kalau dia udah seneng nulis sejak SD dan mulai gila baca sejak SMP. Menurut dia banyak baca buku dan nggak nulis itu kayak makan melulu tapi nggak buang air besar. Maka mulailah Mufid menulis, memuntahkan segala hal di dalam isi kepalanya.

Buku bergenre komedi pertamanya, Parmacophobia terbit secara Indie tahun 2015. Padahal dia suka baca buku tentang pengembangan diri, entah mengapa yang jadi malah komedi.

Oh iya, hampir lupa, Mufid ini juga seorang komika lho. Mufid pertama kali belajar Stand Up Comedy karena terpengaruh kata-kata Raditya Dika, “Kalau kamu ingin menulis komedi, belajarlah Stand Up Comedy”.

Berbeda dengan ayahnya, kalau ayahnya membangun pesantren, bersama teman-temannya Mufid malah membangun wovgo.com sebuah media online yang menyajikan konten inspiratif dengan target pembaca anak muda Indonesia. Huehehe.

Andika John Manggala
Antonius Andika Bangun Manggala atau lebih dikenal dengan nama Andika John Manggala ini adalah penulis asal Magelang berikutnya. Cowok berkacamata yang mempunyai  usaha pembuatan karikatur ini juga salah satu komika yang tergabung dalam Komunitas Stand Up Comedy Magelang. Doi juga aktif di banyak komunitas di Kota Magelang.  Buku berjudul Soegito Times  terbit tahun 2012. Butuh waktu 2 tahun bagi John untuk mengerjakan novel yang menceritakan tentang time-travelling itu. Wiih, pasti seru ya. Aku paling seneng sama buku yang jenisnya kayak gitu.

Bersama dua sohibnya Hary Wax dan Bangkit Nuvola dia mendirikan sebuah grup lawak bernama Bercanda Miskin yang membawa aliran Dagelan Mataraman. Kayak apa pertujukannya ya? Pastinya bakal pecah berantakan. Hahaha.

Si John ini juga salah satu orang dibalik suksesnya proyek buku Membaca Magelang, sebuah buku antologi tentang Magelang dan ditulis oleh penulis-penulis Magelang dan masyarakat umum, yang digagas bersama dengan beberapa penulis Magelang lainnya, kayak Mas Gin, Mas Danu, Mbak Lusia dayu, Mbak Inda N. Handayani dan lainnya.

Saat ini ia sedang sibuk mencari calon pendamping dan mengurusi  Sekolah Sadar. Sekolah Sadar merupakan sekolah seni yang memiliki beberapa jurusan, Seperti Video, Film, Artwork, Drawing dan Painting. Siapa pun boleh belajar di sana dan semuanya gratis. Wah, benar-benar mulia kau, kawan.

Fahmi Anhar
Kalau yang satu ini namanya Fahmi Anhar, seorang travel blogger yang kini berdomisili di Semarang.  Pemilik blog fahmianhar.com ini merupakan bagian dari aktifis gerakan #SaveShark Indonesia.  Buku yang pernah dia tulis adalah Menghirup Dunia (Grasindo Media, 2005) sebuah buku antologi yang ia tulis bersama beberapa sahabatnya. Jadi buku yang ditulis oleh 6 traveler ini memiliki kisah perjalanan yang beraneka rasa. Hmm, jadi pengin baca. Sukses terus, Kak Fahmi. Ditunggu karya-karya berikutnya.

Farchan Noor Rachman
Penulis asal Magelang berikut ini bernama Efenerr, yang merupakan akronim dari nama aslinya, Farchan Noor Rachman, seorang travel blogger yang sekarang menetap di Garut, Jawa Barat.

Mas Farchan ini sudah mulai ngeblog sejak 2011, bagi dia ngeblog adalah sarana untuk menyalurkan pikiran, gagasan, serta ide agar tidak mengendap lalu menguap begitu saja. Sebelum itu pun ia sudah gemar menulis di notes facebook, dan mengirim tulisannya ke web-web travelling.

Beberapa buku yang pernah diterbitkan adalah buku antology Membaca Magelang, My Dad In My Life, dan Love Journey 2. Sebagai seorang travel blogger tentu saja Mas Farchan ini sudah melanglang buana. Pengalaman perjalanannya selama di Jepang tercatat dan diterbitkan dalam buku Backpacking Jepang ( Elex Media Komputindo, 2014). Butuh waktu satu tahun baginya untuk menyusun buku ini.

Selain buku, tulisan-tulisannya juga banyak dimuat di berbagai media. Mas Farchan pun sering mengisi talkshow, seminar, dan menjadi juri di kompetisi menulis. Mau kenal lebih dekat sama beliau? Silakan mampir saja ke blog pribadinya di efenerr.com.

Irfa Hudaya
Kalau sama emak blogger yang satu ini aku udah beberapa kali sering ketemu, entah pas di Magelang, atau pun saat ada event di Jogja.

Ibu dua anak ini tergabung dalam Komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis). Komunitas ini mencoba menepis, bahwa profesi menulis itu  bukan cuma bisa dijalani oleh mereka yang berbakat saja, melainkan oleh semua kalangan, termasuk ibu rumah tangga.

Buku The Beloved Aisyah (Tim Revive!, 2014), Cherish You, Ketika Hati Menemukan Rumahnya (Orange, 2015), dan yang terbaru Ya Allah, Aku Rindu Ibu (Kana Books, 2016) adalah buku yang berhasil ditelurkan oleh penulis kelahiran Magelang ini.

Kalau mau kenalan bisa mampir ke rumah mayanya di irfahudaya.net.

Lusia Dayu
Kalau dengan penulis Magelang berikut ini saya belum pernah berjumpa sama sekali. Nama lengkapnya Lusia Idha Ayu Kristanti atau biasa dipanggil Lusia Dayu. Beliau merupakan salah satu penulis Magelang yang cukup produktif. Sejauh ini aja sudah ada puluhan judul buku baik fiksi maupun nonfiksi yang telah berhasil ditelurkannya,  beberapa di antaranya; Serpih, Renata Mencari Cinta, Hanya Cerita Kita, Ruang Kosong, Setengah Perempuan, dan Dancing in the Rain. Wah banyak juga ya? Bersama teman-teman penulis Magelang lainnya Mbak Lusia Dayu juga turut membidani lahirnya buku antologi Membaca Magelang loh.

Sherlyn Dhissa Faidha
Nggak banyak yang aku ketahui dari penulis Magelang yang memiliki nama pena Sherlyn Shine ini. Yang aku tahu sih, dia cantik. Iyalah namanya juga cewek. Kalau cowok mah ganteng. Hehehe.

Buku yang pernah ia tulis berjudul Kutukan Bulan Biru (Kana Media, 2014) dengan genre humor. Dari beberapa review yang yang aku baca, bukunya cukup menarik. Bukunya bercerita mengenai seluk beluk wanita dan kesialan yang dialamai oleh si penulis sendiri.

Famega Syafira Putri
Penulis kelahiran Magelang yang satu ini memiliki nama Famega Syafira Putri, seorang perempuan tangguh yang pernah melakukan perjalanan darat dari Indonesia Hingga ke Benua Afrika sendirian! Gila bener. Perjalanan itu dilakukannya selama 4,5 bulan. Selama rentang itu sebanyak 44 kota, di 18 negara berhasil ia singgahi! Wow!

Kisah perjalanannya melewati jarak hampir setengah lingkar bumi itu pun ia tuangkan ke dalam buku berjudul Kelana: Perjalanan Darat dari Indonesia Sampai ke Afrika (KPG, 2018).

Sungguh, aku sangat kagum, dan nggak bisa berkata-kata. Pasti seru banget kisah perjalanannya, dan penuh dengan pembelajaran. Pokoknya wajib beli bukunya. Dan semoga suatu saat bisa berkesempatan bersua dengannya. Sukses terus ya, kak. Ditunggu karya-karya selanjutnya.

Suryawan Wahyu Prasetya
Penulis kelahiran Magelang ini memiliki nama pena Suryawan WP. Aku sempat bertemu sama Mas surya ini dulu sewaktu mengikuti kelas menulis di Perpustakaan Kota Magelang. Dan aku sendiri nggak ngeh kalau ternyata dia orang Magelang. Aku kira selama ini Mas Surya ini orang Jogja.

Pria berkacamata tersebut merupakan penulis buku Menunggu Pulang, dan Hari Tak Selamanya malam.

Melalui novel berjudul Hari Tak Selamanya Malam (Grasindo, 2016) Mas Surya berkisah tentang seorang penderita Skizofrenia, yaitu sebuah gangguan mental yang memengaruhi kemampuan berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik.  Bahkan  Mas Surya sampai bela-belain ke Rumah Sakit Jiwa di Magelang guna melakukan riset. Niat banget memang ya kalau mau jadi penulis itu. Dan pastinya nggak boleh males. Sukses terus ya, kak!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nah, itu tadi beberapa penulis asal Magelang. Mereka adalah orang-orang hebat yang banyak menginspirasiku. Kepengin suatu saat bisa mengikuti jejak mereka. Menurut aku nih ya, menulis adalah sesuatu pekerjaan yang membutuhkan keberanian, dan sayangnya aku belum punya hal itu. Selain itu menulis juga membutuhkan yang namanya komitmen, disiplin, kreativitas yang tinggi, dan usaha yang keras. Tanpa itu semua sudah pasti keinginan kita tidak akan pernah bisa terwujud.

Btw, daftar penulis yang aku masukin di atas baru sebagian aja ya. Magelang masih punya segudang penulis berbakat lainnya yang kece badai. InsyaAllah tulisan ini bakal terus aku update.

Oke mungkin segini aja ya. Kalau kamu sendiri gimana nih, apakah kamu kepengin juga bisa menjadi penulis dan bisa nulis buku kayak mereka? Atau malah kamu sudah nerbitin buku?
Kenalan Sama Penulis Magelang, Yuk! Kenalan Sama Penulis Magelang, Yuk! Reviewed by Achmad Muttohar on 7/13/2016 10:27:00 AM Rating: 5

32 komentar:

  1. Aku taunya si agus magelangan iku.
    salam kenal jadi mampir baca judulnya :)
    soale suamiku yang orang magelang walau g ngeblog :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, iya po, mbak. Salam kenal kalau gitu. :)

      Hapus
  2. Penulis Magelang nan gahuls ya AHmad Kokoh Muthohar, yang lain lewat hahaha...
    Maaf Lahir Batin ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lewat depan rumah maksudnya ya, mas? Hehehe. Maaf lahir batin juga, mas..

      Hapus
  3. Banyak penulis ternyata magelang, itu kak fahmi anhar sama kak farchan juga magelang lho

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha.. Iya, Magelang emang punya segudang penulis keren. Itu cuma sebagian lho. Mungnin nanti bakal aku update terus. Sipp.

      Hapus
  4. Wadaw, ada aku segala! Semoga cerita di atas bermanfaat. Eh, tapi kayaknya kecuali yang nomer 7 itu. Ngoahahaha.

    BalasHapus
  5. Wah. Banyak juga penulis dari Magelang ternyata ya? Cupet amat aku taunya GusMul doang. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak banyak sih, kak. Tapi buanyak, hehe. Itu cuma sebagian kecil. Bakalan aku update terus.

      Hapus
  6. Wah banyak juga, penuli-penulis dari magelang dengan gaya menulis yang berbeda. Apalagi ada komunitas regionalnya gitu. Makin kece deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. He'em. Itu baru beberapa sih. Masih banyak penulis Magelang yang belum disebutin.

      Hapus
  7. Enak bisa kenal/tau penulis blog sedaerah. Aku ga tauu. Di BE cuma taunya reg jawa timur. Gak ada pamekasan atau madura *baper

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, jangan baper gitu dong, bro. Sering-sering aja ikut kalo pas ada kopdar.

      Hapus
  8. Dari semua itu gue cuma tahu Agus Mulyadi doang. Dan kenalnya bukan di blog tapi baca-baca di Mojok.co, tulisannya penuh akan satir gitu ya haha keren

    Selebihnya gue enggak tau siapa-siapa aja tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dia emang udah melanglang buana. Jadi gak heran kalo banyak orang atau blogger tahu.

      Hapus
  9. HEBAT! ternyata Magelang punya banyak banget penulis-penulis berbakat ya. Itu mereka yang udah kamu kenal, penulis yang belum kamu kenal pasti lebih banyak lagi bertebaran di Magelang sana. Tapi asik juga ya kalau bisa kenal sama penulis gitu, bisa bikin kita semangat dan terinspirasi dari mereka.

    Aku setuju banget, kalau pengen lancar menulis itu ya harus sering-sering baca, soalnya penulis yang baik adalah pembaca yang rakus hehe.

    Dari kesembilan penulis yang kamu sebutin diatas, yang sudah aku tahu cuma Agus Mulyadi aja, soalnya sempat abca karyanya yang Bergumul dengan Gusmul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dong. Mereka adalah orang-orang yang banyak menginspirasiku.

      Hapus
  10. Selamat Idul Fitri juga..
    Magelang yang orang tau cuma candi Borobudur doang, ternyata punya banyak penulis hebat disana. Aku aja baru tau mereka semua.

    BalasHapus
  11. Magelang ternyata banyak banget penulis berbakat nya yaa. Nanti deh gue coba cari tau di Banjarmasin banyak juga gak penulis nya hehe. Dari daftar penulis diatas yang paling gue tau sih sii GusMuul hehe. Tulisan doi emang menghibur banget soalnya

    BalasHapus
  12. wah banyak juga ya orang magelang yang jadi penulis,, aku tau cuman agus mulyadi , tulisannya itu loh menggelitik banget gaya bahasa dan pemilihan diksi nya.... tulisan di blog saya juga kadang berkiblat ke agus... cuman saya ndak bisa niru diksi magelangnya yang jauh sama diksi sidoarjo yang cenderung kasar :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap penulis punya ciri khas, mas. Nah, mungkin bahasa Sidoarjonan bisa dijadikan ciri khas kamu dalam menulis. :)

      Hapus
  13. Wah bearti aku pengikut jejakmu mas.. aku kenal mereka gara2 ikut kelas menulis di pepuskot juga.. wueheheh,, bisa gitu yak??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, jangan ikuti jejakku. Nanti salah jalan. Hehe.

      Hapus
  14. yang aku tahu cuma Mas Agus Mulyadi , tulisannya emang buat orang tertawa dan merasa terhinur

    BalasHapus
  15. Weh... Baru tahu kalo dibikinin tulisan sama Kokoh Ahmad. Tengkiu yak? Semoga abis ini bisa lebih tenar lagi hahah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin. Belum dibikinin aja udah tenar kok. Hehehe.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.