Ngetrip Dadakan yang Menyenangkan

Selamat tahun baru 2016...

Tumben si bos kemarin ngasih libur 4 hari. Biasanya kalo tahun baru, aku cuma libur sehari doang pas tanggal 1 Januari. Kadang malah nggak libur sama sekali. Tapi kesempatan libur kemarin cuma aku habiskan buat istirahat di rumah. Malam tahun baru aja, aku cuma tidur dan nggak kemana-mana. Nggak seperti tahun-tahun sebelumnya, tiap malam pergantian tahun, pasti aku selalu ikut acara malam tahun baruan bareng temen. Entah di rumah begadang bareng temen-temen se-RT, nonton kembang api di alun-alun kota, atau pergi ke suatu tempat dan menginap di sana. Kayak malam tahun baru 2015 lalu. Aku habiskan malam tahun baru 2015 di Pantai Indrayanti sama temen dan sepupu.

Jadi sedih, kalo inget malam tahun baru 2015 lalu. Secara, sepupu yang ngajakin aku ke Indrayanti udah duluan pergi buat selama-lamanya. Nggak nyangka kalo dia bakal pergi secepet itu. Tetapi yang namanya umur nggak ada yang tahu, kan?

Sebenernya, tahun baru ini, aku udah punya rencana mau ke Pacitan sama temen-temen dan bermalam tahun baruan di sana. Namun karena suatu hal, rencana ke Pacitan akhirnya gagal. Emang terkadanag apa yang kita rencanakan dengan matang selalu gagal. Manusia kan  emang cuma bisa berencana, Tuhan yang menentukan.

Udah sering banget, tiap kali mau ngetrip dan udah direncanain mateng-mateng pasti selalu gagal. Biasanya aku malah sering banget ngetrip dadakan. Asalkan lagi nggak ada kerjaan dan kantong nggak lagi kering, terus ada temen yang ngajakin, aku sih ayo aja.

Kayak beberapa hari sebelum tahun baru kemarin. Temen-temenku sukses 'menculikku' ngetrip ke daerah Borobudur. Pagi-pagi banget usai kerja, aku dapat pesan singkat dari Oki. Dia ngajakin aku ngetrip dadakan. Awalnya belum tahu juga sih mau kemana. Yang penting ngumpul aja dulu, baru kemudian kita diskusikan tempat wisata yang akan kita tuju. Pokoknya yang deket aja di daerah Magelang.

Singkat cerita, berangkatlah siang itu kita berlima naik motor ke daerah Borobudur. Meski siang itu rada gerimis, tetapi tidak menyurutkan niat kita yang udah bulat. 

Semula si suster Nana ngajakin ke kampung bambu (Kampung bambu atau rumah bambu ya? Lupa, hehe) di daerah Borobudur. Tetapi sebab nggak tahu tempatnya, akhirnya kita putuskan buat ke Bukit Rhema atau Gereja Ayam. Karena aku pernah kesana, aku pun disuruh menjadi penunjuk jalan. Padahal lupa, tapi aku sok-sokan jalan duluan di depan. Syukurlah akhirnya kita sampai. Kalo kesasar kan aku bisa dijitakin sama mereka, hehe.

Bukit Rhema yang Mempesona
Bukit Rhema atau yang lebih dikenal dengan nama Gereja Ayam, karena diatas terdapat sebuah bangunan mirip ayam (ada juga yang bilang merpati), terletak di Dusun Gombong, Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Kira-kira 2,5 KM sebelah barat dari Candi Borobudur. Bangunan berbentuk ayam di atas Bukit Rhema itu mulai dibangun tahun 1992. Menurut cerita awal mulanya di tahun 1989 seorang bapak bernama Daniel Alamsjah yang berasal dari Bandar Lampung mendapat panggilan Illahi untuk berdoa semalaman diatas sebuah bukit bernama Puntuk. Dan ia mendapat ilham untuk membangun sebuah Rumah Doa bagi segala bangsa dan agama. Walau belum sempurna, bangunan tersebut udah didatengi banyak pengunjung dari berbagai suku bangsa untuk melihat bangunan tersebut, karena bentuk dan kontruksinya yang unik. Yakni berbentuk menyerupai ayam/merpati.

Puncak crown. Mereka yg berhasil menculikku kesini :3
Suster Nana beraksi :3
Kalo kita naik ke atas puncak crown-nya yang terdapat di kepala ayam tersebut, kita bisa melihat keindahan alam sekitar dan Candi Borobudur yang dikelilingi oleh gunung-gunung di sekitarnya. Seperti Sumbing, Tidar, Merbabu, Merapi dan Suroloyo. Sewaktu kita datang kemarin, dibawah sedang dibangun ruang kamar berbentuk gua bawah tanah. Ngomong-ngomong dari Bukit Rhema ini kita juga dapat langsung menuju ke Punthuk Setumbu lho.

Punthuk Mongkrong
Puas berkeliling dan berfoto disana, kita pun turun dan lanjut perjalanan lagi. Punthuk Mongkrong menjadi tujuan kami berikutnya. Tempat wisata tersebut terletak di Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Kurang lebih 5 KM dari Candi Borobudur atau pusat keramaian.

Sebenarnya akses menuju ke sana cukup memadai. Namun karena kemarin kita dari Bhukit Rhema, kita mengambil jalan lain yang medannya cukup menantang. kita harus bertemu dengan jalan yang naik turun dan berkelok-kelok, masuk ke perkampungan dan melewati gang-gang kecil, ditambah lagi dengan jalan rusak serta jalan yang sempit dan hanya bisa dilewati satu motor. Pokoknya ngeri-ngeri sedap deh. Bener-bener penuh perjuangan.

Setelah perjalanan yang melelahkan itu, akhirnya kita sampai juga di tujuan. Untuk naik kita dikenakan tiket masuk dan parkir sebesar 5000 rupiah. Cukup murah kan? Dari parkiran kita harus jalan lagi sampai ke puncak Punthuk Mongkrong. Fiuh. Terbayar sudah perjalanan yang melelahkan dan menegangkan itu.

Tiket masuk dan parkir
Tugu Punthuk Mongkrong

Brrr,,, dingin!

3 Mas kentir :3


Suster Nana lagi nih :3

Sebaiknya kalo mau ke Punthuk Mongkrong saat pagi atau sore hari. Karena kita bakal disuguhi oleh sunrise atau sunset yang cakep pastinya. Sayang, kemarin pas kita kesana cuaca sedang mendung, jadi agak gelap gitu deh. Tetapi nggak papa sih, karena kita udah bisa sampai di atas sana dan melihat pemandangan yang mempesona. Fasilitas yang tersedia juga cukup memadai. Selain ada gubuk kecil buat berteduh, kita juga bisa sekaligus nge-charge hape di colokan listrik yang tersedia. Jadi nggak perlu khawatir kalau kehabisan daya baterai.

Nah, usai sudah ngetrip dadakan kita hari itu, sepulang dari Punthuk Mongkrong, kita habiskan waktu sore itu di alun-alun Kota Magelang.
Ngetrip Dadakan yang Menyenangkan Ngetrip Dadakan yang Menyenangkan Reviewed by Achmad Muttohar on 1/10/2016 01:22:00 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.